Shanghai DAY 2 - XINTIANDI, YU GARDEN, THE BUND
Badan udah kembali seger, karena cukup istirahat dan banyak sarapan. Check out dari Toy Story Hotel jam 11 siang langsung ke tempat nunggu shuttle bus di depan lobby untuk menuju ke stasiun Disney Resort.
Hari kedua ini sesuai rencana kami mau ke Xintiandi, Yu Garden dan The Bund lalu lanjut ke Pudong Airport untuk terbang pulang dini hari. Dengan happy kita nunggu bus di depan hotel, tanpa tahu bahwa hari ini akan jadi hari yang serba deg-deg-an. Seumur-umur jalan jauh ke negeri orang saya emang selalu atur sendiri tanpa bantuan travel agent, termasuk Shanghai trip ini, dan biasanya semua lancar-lancar aja tanpa drama kesasar karena sudah disiapkan dengan baik rutenya dari di Jakarta, tapi ya memang harus ada yang pertama untuk semuanya, jadi mungkin inilah trip pertama saya yang mencekam! *kendala bahasa menjadi faktor juga
Cerita deg-deg-annya ada di ujung hari, ceritanya tetap berurutan dari pagi yaa..
1. Xintiandi
Dengan menggunakan shuttle bus gratis kami dibawa ke stasiun Disney Resort, dari sini kami mau menuju Xintiandi dengan rute sebagai berikut:
Dari Disney Resort menggunakan Line 11 yang ke arah Jiatong University:

Turun di Jiatong University, transfer ke Line 10 yang ke arah Xinjiangwancheng, lalu turun di stasiun Xintiandi:

Perjalanan di atas ditempuh kurang lebih sejam dengan Metro, jauh kan..
Stasiun Xintiandi ini berada di bawah mall namanya Xintiandi Style. Sepertinya Xintiandi ini daerah heitsnya Shanghai, karena waktu kami kesana 70% orang yang having lunch di restoran-restoran adalah expat.
Xintiandi adalah sebuah area dimana bangunan-bangunan lama masih terawat diantara tinggi-tingginya gedung disekitarnya. Resto-resto ada sisi kiri dan kanan jalanan, rame banget pokoknya, sayangnya seperti biasa lupa foto karena gak bakat ngeblog kayaknya :P tapi info lengkapnya bisa dibaca disini.
Sampai di Xintiandi pas waktunya makan siang, kami masuk ke resto Bottega. Pesan Pizza dan Ice Lemon Tea, yang kenal-kenal aja lah ya makanannya. Untuk makan siang habis kira-kira RMB 150 per orang atau sekitar Rp. 300 rb, ya disini emang agak mahal, karena sasarannya expat kali ya..
Kami duduk anteng di Metro Line 2 karena mengira bahwa metro yang kami naiki langsung menuju Pudong Airport, jadi tinggal duduk manis sampai stasiun terakhir, tiba-tiba entah di stasiun apa, SEMUA orang turun dari metro, dan lampu metro dimatikan karena sudah jam 10. Lalu semua orang yang turun tadi berjejalan masuk ke metro lain yang ada diseberangnya, walaupun sudah penuh kayak KRL mereka tetap memaksa masuk.
Kami cuma bengong aja gak ngerti ada apa. Tiba-tiba gak tau dari mana, tau-tau muncul depan kami orang (mukanya sih chinese) yang berusahan ngasih tau kami bahwa kereta yang penuh sesak itu adalah kereta terakhir (ya, Tuhan pasti kirim malaikat). Tanpa bahasa inggris, hanya menggunakan bahasa tangan orang itu jelasin bahwa kami harus naik kereta itu karena stasiun ini mau tutup, entah juga kenapa kami bisa ngerti (God works in mysterious ways). Untung kami ga bawa koper, kalau bawa di jamin hallal gak akan muat lagi nyelip ke dalam metro terakhir itu.
Kami kira trip kami udah selamat, ternyata belum. Di Chuansa Stasiun, SEMUA orang turun lagi dari kereta itu, dan lampu keretanya dimatikan lagi, jadi sepertinya itulah tempat terakhir si kereta, dia masuk 'parkirannya'. Sambil bingung ikutan turun juga, kami keluar dari stasiun karena lampu stasiun udah dimatikan, di luar pintu stasiun udah banyak taksi gelap parkir, ya taksi gelap, semacam uber gt kali ya tapi tanpa aplikasi.
Kami didatangi orang-orang yang menawarkan diantar sampai Pudong Airport, ya ampun di Indonesia aja gak pernah berani pakai taksi gelap, ini di negara orang cuma berdua perempuan, jam 11 malam apa gak takut, kalau diculik juga bye aja gak bisa minta tolong siapa-siapa. Pertamanya kami ditawari harga RMB 100 ke Pudong Airport, dengan modal tawar menawar pake kalkulator di handphone, sepakat di harga RMB 50 atau sekitar Rp. 100rb untuk 2 orang. Walaupun udah deal harga tapi tetap merasa ragu, tapi ya sudah bismillah aja. Mobilnya bagus dan rapi, Hyundai keluaran baru. Di dalam mobil itu ada seorang lagi perempuan dan laki-laki, dengan supir jadi kami berlima. Agak tenang karena di dalam mobil pun ada perempuan yang tujuannya sama-sama ke Terminal 2 Pudong Airport.
Sekitar jam set12 malam kami diturunkan di depan Terminal 2 Pudong Airport, syukur benar-benar syukur karena gak diculik seperti otak negative kita bayangkan. Karena pesawat kita terbang setengah 2 pagi, berarti check in terakhir pukul setengah 1 pagi. Taunya di Pudong Airport itu gak ada mesin self check in Airasia kayak di bandara kita, semuanya harus check in manual, ada atau tidak ada bagasi. Antrian check in Airasianya sudah sangat mengular sampai 6 baris. Dalam hati, gila nih keburu gak ya sisa waktu 1 jam harus udah sampai meja check in. Berusaha tetap tenang tapi panik, inget kalau ketinggalan pesawat harus beli tiket pulang ke Indo lagi pasti udah mahal.
Sampai ke meja check in pas setengah 1 pagi, syukur.. setelah check in kami pun berlarian pakai sisa tenaga untuk ke gate yang dituju, duh mana pemeriksaannya berkali-kali lagi. Dari meja check in ke gate pesawat total ada 3 antrian lagi, antrian scanning badan pas mau masuk ke area keberangkatan, antrian imigrasi, antrian scanning badan lagi setelah imigrasi, dan semuanya antrian panjang!
Kami sampai depan gate pesawat jam setengah 2 kurang 15, Alhamdulillah gak jadi ketinggalan pesawat, gak jadi harus beli tiket pulang lagi yang berkali lipat harganya, gak di culik juga, GOD is GOOD!
Hari kedua ini sesuai rencana kami mau ke Xintiandi, Yu Garden dan The Bund lalu lanjut ke Pudong Airport untuk terbang pulang dini hari. Dengan happy kita nunggu bus di depan hotel, tanpa tahu bahwa hari ini akan jadi hari yang serba deg-deg-an. Seumur-umur jalan jauh ke negeri orang saya emang selalu atur sendiri tanpa bantuan travel agent, termasuk Shanghai trip ini, dan biasanya semua lancar-lancar aja tanpa drama kesasar karena sudah disiapkan dengan baik rutenya dari di Jakarta, tapi ya memang harus ada yang pertama untuk semuanya, jadi mungkin inilah trip pertama saya yang mencekam! *kendala bahasa menjadi faktor juga
Cerita deg-deg-annya ada di ujung hari, ceritanya tetap berurutan dari pagi yaa..
1. Xintiandi
Dengan menggunakan shuttle bus gratis kami dibawa ke stasiun Disney Resort, dari sini kami mau menuju Xintiandi dengan rute sebagai berikut:
Dari Disney Resort menggunakan Line 11 yang ke arah Jiatong University:
Turun di Jiatong University, transfer ke Line 10 yang ke arah Xinjiangwancheng, lalu turun di stasiun Xintiandi:
Perjalanan di atas ditempuh kurang lebih sejam dengan Metro, jauh kan..
Stasiun Xintiandi ini berada di bawah mall namanya Xintiandi Style. Sepertinya Xintiandi ini daerah heitsnya Shanghai, karena waktu kami kesana 70% orang yang having lunch di restoran-restoran adalah expat.
Xintiandi adalah sebuah area dimana bangunan-bangunan lama masih terawat diantara tinggi-tingginya gedung disekitarnya. Resto-resto ada sisi kiri dan kanan jalanan, rame banget pokoknya, sayangnya seperti biasa lupa foto karena gak bakat ngeblog kayaknya :P tapi info lengkapnya bisa dibaca disini.
Sampai di Xintiandi pas waktunya makan siang, kami masuk ke resto Bottega. Pesan Pizza dan Ice Lemon Tea, yang kenal-kenal aja lah ya makanannya. Untuk makan siang habis kira-kira RMB 150 per orang atau sekitar Rp. 300 rb, ya disini emang agak mahal, karena sasarannya expat kali ya..
My life before pizza
The face that you make when you see pizza
Setelah makan lanjut foto-foto di area bangunan-bangunan tua Xintiandi.
disini memang ada sepeda for rent, tapi saya gak nanya harganya berapa, yang kuning-kuning itu sepeda sewaan
2. Yu Garden
Setelah jalan-jalan dan foto-foto di Xintiandi selanjutnya kami mau ke Yu Garden, gini rutenya:
Dari Xintiandi stasiun naik Line 10 yang ke arah Xinjiangwancheng, lalu turun di stasiun Yuyuan Garden, ini dekat, paling cuma 10 menit di Metro.
Disini kami gak benar-benar mengunjungi taman Yuyuan nya, karena udah kesorean, waktu itu mungkin sekitar jam 5 sore. Jadi kami hanya jalan-jalan di daerah Yu Garden nya aja, lihat-lihat old temple dan toko souvenir khas China yang berjejer panjang di kiri kanan jalan. Disini oleh-oleh banyak bisa dicari, dari mulai gantungan kunci, magnet kulkas dan silk ada semua, untuk harga sebagian fixed dan sebagian harus bargain, berhubung saya ga suka tawar-menawar jadi gak beli apa-apa disini.
karena weekend jadi penuhnya kaya pasar baru
Setelah keliling sebentar lihat old temple, kami mau langsung menuju The Bund. Sebenarnya saya sudah catat juga rute Metro ke The Bund, tapiiiii.. karena pas di sekitar Yu Garden kami lihat ada petunjuk arah yang tulisannya "The Bund 500meter", maka kami ikuti aja penunjuk arahnya, mikir cuma 500 meter doang ini.. Taunyaaaaaaa.. entah karena salah ambil jalan atau apa, itu The Bund yang dibilang 500 meter gak ketemu-ketemu, kami coba nanya arah ke orang sekitar yang lewat tapi gak ada yang ngerti bahasa inggris jadi gak bisa nolong.
Kami terus jalan jauuuh sampai ada kali 1K tapi tetap gak ketemu, dalam keadaan cape kami putuskan udah deh balik lagi ke stasiun Yuyuan Garden tadi dan ikutin rute yang udah dibuat. Balik lagi rasanya tambah jauh gak nyampe-nyampe. Jadi untuk kesasar ini aja kami jadi jalan sekitar 2K, plus tanya-tanya orang di jalan, yang juga gak membantu, jadi habis waktu sejam. Inilah faktor pembuat deg-deg-an pertama.
3. The Bund
Kaki udah panas banget rasanya jalan terus dari jam 11 siang, plus bawa backpack, karena trip kali ini ala-ala backpacker-an, akhirnya sampai lagi di stasiun Yuyuan Garden. Naik Line 10 lagi yang ke arah Xinjiangwancheng lalu turun di East Nanjing Road. Waktu keluar dari stasiun, kami lihat orang berbondong-bondong jalan ke arah satu tujuan yang sama, kami ikutin aja karena ini pasti sama-sama mau ke The Bund. Jarak antara stasiun ke The Bund kira-kira 700 meter, dan rame banget sama orang, jadi pas jalan agak berdesakan.
Sampai di The Bund nya kaget banget karena lihat lautan manusia, macam tanah abang bulan puasa, ngeri. Kami yang super cape akhirnya duduk aja di pinggir area The Bund. Sebenarnya pemandangannya sama aja sih kayak yang di Hongkong Avenue of Star itu, gedung-gedung tinggi dengan lampu berwarna warni yang kita lihat dari seberang sungai, tapi karena dibilangnya must visit in Shanghai, yasudah datengin aja.
Setelah duduk sebentar, akhirnya kami mendekati tempat foto-foto, karena memang situasinya penuh, mau foto pun ekstra antri, harus sabar.
Waktu itu sudah sekitar jam setengah 10, kami jalan menuju ke Stasiun East Nanjing Road (yang jaraknya 700 meter itu loooh), untuk menuju Pudong Airport, karena flight kami pukul 01.35 dini hari.
biar sah aja, jadi harus tetap ada foto disini
Ini yang benar-benar menjadi masalah: kami gak sadar bahwa METRO ITU BERHENTI BEROPERASI JAM 10 MALAM. Jadi inget ya, kalau kamu kesana pastikan sebelum jam 10 malam sudah berada di lokasi yang dituju, atau kalau memang udah biasa pakai taksi ya silakan pakai taksi.
Seharusnya perjalanan ke Pudong Airport itu bisa ditempuh dengan se-simple ini:
Dari East Nanjing station ambil Line 2 ke Pudong Airport (direct route).
Kami duduk anteng di Metro Line 2 karena mengira bahwa metro yang kami naiki langsung menuju Pudong Airport, jadi tinggal duduk manis sampai stasiun terakhir, tiba-tiba entah di stasiun apa, SEMUA orang turun dari metro, dan lampu metro dimatikan karena sudah jam 10. Lalu semua orang yang turun tadi berjejalan masuk ke metro lain yang ada diseberangnya, walaupun sudah penuh kayak KRL mereka tetap memaksa masuk.
Kami cuma bengong aja gak ngerti ada apa. Tiba-tiba gak tau dari mana, tau-tau muncul depan kami orang (mukanya sih chinese) yang berusahan ngasih tau kami bahwa kereta yang penuh sesak itu adalah kereta terakhir (ya, Tuhan pasti kirim malaikat). Tanpa bahasa inggris, hanya menggunakan bahasa tangan orang itu jelasin bahwa kami harus naik kereta itu karena stasiun ini mau tutup, entah juga kenapa kami bisa ngerti (God works in mysterious ways). Untung kami ga bawa koper, kalau bawa di jamin hallal gak akan muat lagi nyelip ke dalam metro terakhir itu.
Kami kira trip kami udah selamat, ternyata belum. Di Chuansa Stasiun, SEMUA orang turun lagi dari kereta itu, dan lampu keretanya dimatikan lagi, jadi sepertinya itulah tempat terakhir si kereta, dia masuk 'parkirannya'. Sambil bingung ikutan turun juga, kami keluar dari stasiun karena lampu stasiun udah dimatikan, di luar pintu stasiun udah banyak taksi gelap parkir, ya taksi gelap, semacam uber gt kali ya tapi tanpa aplikasi.
Kami didatangi orang-orang yang menawarkan diantar sampai Pudong Airport, ya ampun di Indonesia aja gak pernah berani pakai taksi gelap, ini di negara orang cuma berdua perempuan, jam 11 malam apa gak takut, kalau diculik juga bye aja gak bisa minta tolong siapa-siapa. Pertamanya kami ditawari harga RMB 100 ke Pudong Airport, dengan modal tawar menawar pake kalkulator di handphone, sepakat di harga RMB 50 atau sekitar Rp. 100rb untuk 2 orang. Walaupun udah deal harga tapi tetap merasa ragu, tapi ya sudah bismillah aja. Mobilnya bagus dan rapi, Hyundai keluaran baru. Di dalam mobil itu ada seorang lagi perempuan dan laki-laki, dengan supir jadi kami berlima. Agak tenang karena di dalam mobil pun ada perempuan yang tujuannya sama-sama ke Terminal 2 Pudong Airport.
Sekitar jam set12 malam kami diturunkan di depan Terminal 2 Pudong Airport, syukur benar-benar syukur karena gak diculik seperti otak negative kita bayangkan. Karena pesawat kita terbang setengah 2 pagi, berarti check in terakhir pukul setengah 1 pagi. Taunya di Pudong Airport itu gak ada mesin self check in Airasia kayak di bandara kita, semuanya harus check in manual, ada atau tidak ada bagasi. Antrian check in Airasianya sudah sangat mengular sampai 6 baris. Dalam hati, gila nih keburu gak ya sisa waktu 1 jam harus udah sampai meja check in. Berusaha tetap tenang tapi panik, inget kalau ketinggalan pesawat harus beli tiket pulang ke Indo lagi pasti udah mahal.
Sampai ke meja check in pas setengah 1 pagi, syukur.. setelah check in kami pun berlarian pakai sisa tenaga untuk ke gate yang dituju, duh mana pemeriksaannya berkali-kali lagi. Dari meja check in ke gate pesawat total ada 3 antrian lagi, antrian scanning badan pas mau masuk ke area keberangkatan, antrian imigrasi, antrian scanning badan lagi setelah imigrasi, dan semuanya antrian panjang!
Kami sampai depan gate pesawat jam setengah 2 kurang 15, Alhamdulillah gak jadi ketinggalan pesawat, gak jadi harus beli tiket pulang lagi yang berkali lipat harganya, gak di culik juga, GOD is GOOD!
Solved: Why Solved In The Casino - Jordan15
ReplyDeleteSolved. When you try a air jordan 18 retro red suede my site gambling game, the dealer air jordan 18 retro yellow suede store does not have a chance of air jordan 18 retro yellow good website winning air jordan 18 retro yellow suede cheap and you cannot win or lose. You need to make a bet to 토토 축구중계 부띠끄 win