Akhirnya Jepang..
Beli tiket promo sejak jauh hari, tepatnya di 29 Maret 2015, untuk keberangkatan bulan Oktober karena ngincar autumn, akhirnya tibalah di hari yang ditunggu-tunggu, 29 Oktober 2015!
Sebelum masuk ke sharing pengalaman, tempat-tempat yang didatangi, pertama-tama saya mulai dulu dengan hal-hal yang harus disiapkan sebelum keberangkatan yaaa.. Ga usah dimulai dari visa karena sudah banyak yang mengulas tentang visa, dan dokumen yang dibutuhkan juga sudah tercantum jelas disini. Kalau ada yang bilang bikin visa Jepang susah, ribet, perlu isi rekening setengah ratus juta, itu bohong! Saya kemarin apply visa sendiri, siapin data-data sendiri dan semuanya lancar aja tuh.. Tapi ya memang harus siapin waktu ijin-ijin dari kantor karena pada saat menyerahkan berkas dan ambil pasport dilakukan sendiri.
SOCKET
Oke, yang pertama harus disiapkan sebelum berangkat ke Jepang adalah: Socket, atau bahasa yang sering kita gunakan sehari-hari: colokan listrik yang sesuai! Kemarin saya benar-benar lupa bawa socket yang sesuai sehingga pada hari pertama agak keribetan sendiri saat mau ngcharge handphone atau kamera. Socket Jepang berkaki 2 seperti di Indonesia tapi pipih, seperti ini:
Akibat benar-benar lupa bawa colokan seperti di atas, kita jadi harus keluar uang 570 yen atau setara Rp. 65.000,- , kecil sih tapi itu lumayan tau bisa beli onigiri 3 kepal sampai kenyang!
MOBILE WI-FI ROUTER
Untuk memudahkan perjalanan kita, seperti untuk buka google map, waze, dan aplikasi lain-lain supaya ga kesasar kita perlu mobile wifi router! benar-benar sangat membantu! Selain untuk membantu supaya kita tidak kesasar, juga penting untuk tetap update ke sosial media hehe.. Saat ini Mobile Wifi Router sudah bisa dipesan dari Indonesia, jadi dari mulai di Indonesia kita sudah bawa routernya dan baru diaktifkan di Jepang, tapi saya berdasarkan hasil baca-baca blog orang akhirnya memutuskan untuk langsung sewa di Jepang saja. Saya sewa disini. Japan Wireless, untuk sewa 3 hari berikut biaya pengantaran saya kena 3600 yen atau setara Rp. 400.000-an. Router bisa dipakai berdua dengan kaka saya, cara mengaktifkan router benar-benar mudah, gak ada tuh ribet-ribet padahal saya termasuk orang yang gaptek.
Pesannya saya lakukan via web seperti di link atas itu, pakai kartu kredit. Setelah pembayaran dia terima, dia akan kirim email konfirmasi, nah disitulah kita infokan kepada dia bagaimana kita ingin menerima paket router kita, kalau saya minta dikirim ke hotel, dia titipkan ke resepsionis, waktu saya datang untuk check in di hotel, resepsionisnya langsung menyerahkan paket router, sepertinya hotel-hotel disana juga sudah terbiasa dengan sistem sewa router seperti itu.
Duh bentukannya lupa di foto tapi ya kira-kira sama persis dengan foto di web nya. Cara pengembaliannya juga mudah, setelah masa sewa kita berakhir dan kita siap pulang, cukup masukan router dan seluruh asesorisnya ke dalam amplop yang sudah disediakan oleh pihak Japan Wireless, lalu masukan ke kotak pos deh, kotak pos gampang ditemukan di Jepang, ga kayak di negara kita, disini Indomaret yang gampang dicari hehe. Hotel saya dekat dengan kantor pos, jadi paket amplop berisi router tadi tidak saya masukan ke kotal pos tapi langsung saya antar sendiri ke kantor pos. Dua hari kemudian pada saat saya sudah di Jakarta Japan Wirelessnya kirim email lagi menyampaikan bahwa paketnya sudah mereka terima kembali.
HOTEL
Banyak yang bilang, aahhh ngapain hotel bagus-bagus kan kita 80% jalan-jalan, paling di hotel cuma numpang tidur, wah saya gabisa begitu! Namanya seharian badan sudah lelah jalan, tidurnya juga harus enak dong supaya besok bangun pagi seger lagi. Sempat kepikiran pengen tidur di hotel capsule, hotel-hotel yang banyak ada di Jepang, seperti hanya sewa kasur saja, harganya murah,tapi menimbang kamar mandinya bareng-bareng sama penyewa capsule lainnya akhirnya keinginan pun diurungkan. Kepikiran juga pengen nginep di hotel-hotel official Disney seperti list disini tapi mengingat keterbatasan biaya akhirnya diurungkan lagi! Kamarnya mahal karena sangat dekat dengan Disney park dan bahkan ada kamar yang didecor dengan bernuansa cerita Disney: Beauty and The Beast, Peter Pan,dll, tapi harganya hampir Rp. 10juta semalam, bye!
Setelah bolak balik buka agoda dan booking.com akhirnya dipilih lah 2 hotel:
1. Hotel MyStays Haneda
Hotel ini saya pilih karena lokasi juga harganya cocok, dan yang terpenting ada shuttle bus gratis dari hotel ke bandara dan sebaliknya. Waktu itu saya dapat di harga 13.200 yen atau sekitar Rp. 1,5 juta. Kalau di Indonesia harga segitu udah bisa dapat hotel lumayan ya bintang 4, tapi di Jepang harga segitu hanya dapat bintang 3, dan seperti kebanyakan hotel di Jepang, ukuran kamarnya kecil jadi jangan kaget.
Shuttle bus gratis saya bold karena pesawat saya landing di Jepang baru pukul 22.30 malam, ditambah proses imigrasi dan nunggu koper baru beres sekitar pukul 12 malam kurang, mengingat baru pertama kali ke Jepang dan belum mengenal medan maupun tingkat keamanannya maka memilih hotel yang jaraknya hanya 10 menit ke bandara dirasa pas untuk langsung bisa beristirahat. Beres urusan koper dan imigrasi tadi, saya dan kaka saya langsung menuju ke tempat shuttle bus, ikuti saja tanda di bandara yang bertuliskan "go to group bus", di Jepang ini tanda-tanda penunjuk arahnya sangat jelas kok, lalu kita akan turun 1 lantai dari terminal kedatangan, setelah turun menggunakan eskalator ada pintu keluar dimana banyak bus-bus lain parkir sedang menunggu, pilih bus yang bertuliskan MyStaysHaneda ya.. 10 menit perjalanan sudah sampai ke hotel, hotelnya rapi, bersih dan terang, di lobby kami langsung proses untuk check in, diberikan kunci kamar, lalu beginilah foto-foto langsung kamarnya:
Di luar dugaan, ternyata kamarnya ga sekecil yang sebelumnya kita bayangin, ukuran kasurnya queen, tapi cukup lega lah untuk 2 perempuan berbadan kecil seperti saya dan kaka saya. ada meja kerja, pemanas air, hairdryer dan piyama! Awalnya kaget disediain piyama tapi ternyata pada saat pindah hotel pun ada piyama yang disediakan lagi, apa mungkin hotel-hotel di Jepang memang menyediakan piyama ya.. Kamar mandinya kecil, ada bathtub kecil (kalau saya sih muat berendam tapi yang kakinya panjang kayaknya gak bakal cukup deh), berdempetean dengan wastafel dan kloset. Sabun, shampoo dan conditioner yang disediakan hotel juga wanginya enak. Tidur dan mandi nyenyak malam ini.
Paginya tanpa sempat sarapan kami langsung menuju lobby hotel menunggu shuttle bus yang akan mengantar kami kembali ke bandara, karena kami mau naik Tokyo Monorail yang akan membawa kami dari Haneda Airport ke Hamamatsucho station (untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Disneyland!);
2. Sotetsu Fresa Inn Nihombashi Kayabacho
Malam kedua dan malam ketiga saya ganti hotel, hotel ini dipilih kembali karena lokasi juga harganya cocok. Posisinya hanya 2 menit berjalan kaki dari exit 7 Kayabacho Station. Begitu turun dari kereta, langsung cari pintu keluar no 7 ya (Exit 7), setelah keluar dari Exit 7 jalan lurus dan belok kanan di belokan pertama, lalu lurus lagi sampai mentok, nah hotelnya pas dipertigaan jalan mentok itu. Hotelnya rapi tapi gak serapi Hotel MyStays Haneda, karena ruang makannya menyatu dengan lobby.
Ini penampakan kamarnya:
Kamarnya lebih kecil dari Mystay Haneda, hampir setengahnya, gak kebayang kalau bule berbadan besar yang nginep disini berdua pasti saling senggol karena kesempitan, tapi sekali lagi, ya cukuplah buat saya dan kaka saya yang berbadan kecil. Dapat harga untuk 2 malam 24.500 yen atau sekitar Rp. 2,7 juta. Disediakan piyama yang bisa kita pakai selama menginap juga, tuh yang di ujung tempat tidur warna putih, Yang disuka dari hotel ini kita bebas ngambil garam mandi di lobby, gratis! Setelah lelah jalan-jalan kan waktunya badan direndam air panas, tambah asik karena airnya wangi garam mandi, ini penampakan garam mandinya:
Untuk sarapan, setiap pagi kita harus ambil kuponnya di resepsionis, hanya ada 2 tipe makanan yang ditawarkan: paket A. Roti, Telur Rebus, Salad dan Minuman yang bebas dipilih (kopi, teh, orange juice, dll) untuk paket B. Croissant, yoghurt blueberry, salad dan Minuman yang bebas dipilih (kopi, teh, orange juice, dll). Karena kurang suka telur rebus jadi selama 2 hari kami selalu ambil paket B, ini fotonya:
Porsinya menurut para bule terlalu sedikit (lihat di review-an booking.com) tapiiiii kembali lagiiiii.. buat kami ini mengenyangkan sampai waktunya makan siang! Oiya di Jepang selalu biasakan menyimpan dan merapikan kembali nampan bekas makan ke tempat yang disediakan ya karena meninggalkan nampan/piring bekas makan di meja itu dianggap tidak sopan (kecuali kalau datang ke resto mewah).
TRANSPORTASI
Sebelum berangkat tentu semua rute perjalanan sudah disiapkan, bisa dari hasil kombinasi rute perjalanan org lain yang kita intip dari blog-blog atau hasil tanya sana sini orang yang sudah pernah berangkat ke Jepang. Saya juga membaca blog-blog orang lain untuk memudahkan membayangkan transportasi disana, tapi yang ada malah makin ruwet dan jadi ga kebayang hahaha.. Pelan-pelan saja baca lalu buka situs resmi tokyo monorail dan tokyo metro , dua web tadi lah yang benar-benar membantu saya menentukan arah (cie..) di Jepang dan gak kesasar, kita tinggal masukan saja kemana tujuan kita dan station asal kita lalu muncullah rute yang harus kita ambil beserta harga tiket yang harus kita bayar. Tenang.. berdasarkan pengalaman saya yang cuma 4 hari di sana, transportasi Jepang benar-benar rapi dan cukup mudah dimengerti karena penunjuk arahnya jelas, dan kalaupun karena sesuatu hal kita merasa bingung, tanya saja sama petugas di station yang kemarin rata-rata sudah terlihat tua, mereka dengan senyum akan berusaha menjelaskan kepada kita arah yang benar (cie lagi..), bebrapa kali saya juga bertanya pada petugas-petugas itu, dan walaupun mereka gak lancar berbahasa inggris tapi niat membantunya besar banget sampai ada yang nemenin kita mengantar ke pintu yang kita maksud, baiknya..
Kalau 4 hal penting di atas sudah dipersiapkan sebelum berangkat, post selanjutnya sharing pengalaman di Jepang ya.. Hari Kedua: Disneyland, Hari Ketiga: Disney Sea dan Hari Keempat: Keliling di Kota Tokyo.
Udah dulu deh, balik kerja lagi, jam istirahatnya udah selesai dari 2 jam lalu :P
Sebelum masuk ke sharing pengalaman, tempat-tempat yang didatangi, pertama-tama saya mulai dulu dengan hal-hal yang harus disiapkan sebelum keberangkatan yaaa.. Ga usah dimulai dari visa karena sudah banyak yang mengulas tentang visa, dan dokumen yang dibutuhkan juga sudah tercantum jelas disini. Kalau ada yang bilang bikin visa Jepang susah, ribet, perlu isi rekening setengah ratus juta, itu bohong! Saya kemarin apply visa sendiri, siapin data-data sendiri dan semuanya lancar aja tuh.. Tapi ya memang harus siapin waktu ijin-ijin dari kantor karena pada saat menyerahkan berkas dan ambil pasport dilakukan sendiri.
SOCKET
Oke, yang pertama harus disiapkan sebelum berangkat ke Jepang adalah: Socket, atau bahasa yang sering kita gunakan sehari-hari: colokan listrik yang sesuai! Kemarin saya benar-benar lupa bawa socket yang sesuai sehingga pada hari pertama agak keribetan sendiri saat mau ngcharge handphone atau kamera. Socket Jepang berkaki 2 seperti di Indonesia tapi pipih, seperti ini:
Akibat benar-benar lupa bawa colokan seperti di atas, kita jadi harus keluar uang 570 yen atau setara Rp. 65.000,- , kecil sih tapi itu lumayan tau bisa beli onigiri 3 kepal sampai kenyang!
MOBILE WI-FI ROUTER
Untuk memudahkan perjalanan kita, seperti untuk buka google map, waze, dan aplikasi lain-lain supaya ga kesasar kita perlu mobile wifi router! benar-benar sangat membantu! Selain untuk membantu supaya kita tidak kesasar, juga penting untuk tetap update ke sosial media hehe.. Saat ini Mobile Wifi Router sudah bisa dipesan dari Indonesia, jadi dari mulai di Indonesia kita sudah bawa routernya dan baru diaktifkan di Jepang, tapi saya berdasarkan hasil baca-baca blog orang akhirnya memutuskan untuk langsung sewa di Jepang saja. Saya sewa disini. Japan Wireless, untuk sewa 3 hari berikut biaya pengantaran saya kena 3600 yen atau setara Rp. 400.000-an. Router bisa dipakai berdua dengan kaka saya, cara mengaktifkan router benar-benar mudah, gak ada tuh ribet-ribet padahal saya termasuk orang yang gaptek.
Pesannya saya lakukan via web seperti di link atas itu, pakai kartu kredit. Setelah pembayaran dia terima, dia akan kirim email konfirmasi, nah disitulah kita infokan kepada dia bagaimana kita ingin menerima paket router kita, kalau saya minta dikirim ke hotel, dia titipkan ke resepsionis, waktu saya datang untuk check in di hotel, resepsionisnya langsung menyerahkan paket router, sepertinya hotel-hotel disana juga sudah terbiasa dengan sistem sewa router seperti itu.
Duh bentukannya lupa di foto tapi ya kira-kira sama persis dengan foto di web nya. Cara pengembaliannya juga mudah, setelah masa sewa kita berakhir dan kita siap pulang, cukup masukan router dan seluruh asesorisnya ke dalam amplop yang sudah disediakan oleh pihak Japan Wireless, lalu masukan ke kotak pos deh, kotak pos gampang ditemukan di Jepang, ga kayak di negara kita, disini Indomaret yang gampang dicari hehe. Hotel saya dekat dengan kantor pos, jadi paket amplop berisi router tadi tidak saya masukan ke kotal pos tapi langsung saya antar sendiri ke kantor pos. Dua hari kemudian pada saat saya sudah di Jakarta Japan Wirelessnya kirim email lagi menyampaikan bahwa paketnya sudah mereka terima kembali.
HOTEL
Banyak yang bilang, aahhh ngapain hotel bagus-bagus kan kita 80% jalan-jalan, paling di hotel cuma numpang tidur, wah saya gabisa begitu! Namanya seharian badan sudah lelah jalan, tidurnya juga harus enak dong supaya besok bangun pagi seger lagi. Sempat kepikiran pengen tidur di hotel capsule, hotel-hotel yang banyak ada di Jepang, seperti hanya sewa kasur saja, harganya murah,tapi menimbang kamar mandinya bareng-bareng sama penyewa capsule lainnya akhirnya keinginan pun diurungkan. Kepikiran juga pengen nginep di hotel-hotel official Disney seperti list disini tapi mengingat keterbatasan biaya akhirnya diurungkan lagi! Kamarnya mahal karena sangat dekat dengan Disney park dan bahkan ada kamar yang didecor dengan bernuansa cerita Disney: Beauty and The Beast, Peter Pan,dll, tapi harganya hampir Rp. 10juta semalam, bye!
Setelah bolak balik buka agoda dan booking.com akhirnya dipilih lah 2 hotel:
1. Hotel MyStays Haneda
Hotel ini saya pilih karena lokasi juga harganya cocok, dan yang terpenting ada shuttle bus gratis dari hotel ke bandara dan sebaliknya. Waktu itu saya dapat di harga 13.200 yen atau sekitar Rp. 1,5 juta. Kalau di Indonesia harga segitu udah bisa dapat hotel lumayan ya bintang 4, tapi di Jepang harga segitu hanya dapat bintang 3, dan seperti kebanyakan hotel di Jepang, ukuran kamarnya kecil jadi jangan kaget.
Shuttle bus gratis saya bold karena pesawat saya landing di Jepang baru pukul 22.30 malam, ditambah proses imigrasi dan nunggu koper baru beres sekitar pukul 12 malam kurang, mengingat baru pertama kali ke Jepang dan belum mengenal medan maupun tingkat keamanannya maka memilih hotel yang jaraknya hanya 10 menit ke bandara dirasa pas untuk langsung bisa beristirahat. Beres urusan koper dan imigrasi tadi, saya dan kaka saya langsung menuju ke tempat shuttle bus, ikuti saja tanda di bandara yang bertuliskan "go to group bus", di Jepang ini tanda-tanda penunjuk arahnya sangat jelas kok, lalu kita akan turun 1 lantai dari terminal kedatangan, setelah turun menggunakan eskalator ada pintu keluar dimana banyak bus-bus lain parkir sedang menunggu, pilih bus yang bertuliskan MyStaysHaneda ya.. 10 menit perjalanan sudah sampai ke hotel, hotelnya rapi, bersih dan terang, di lobby kami langsung proses untuk check in, diberikan kunci kamar, lalu beginilah foto-foto langsung kamarnya:
Di luar dugaan, ternyata kamarnya ga sekecil yang sebelumnya kita bayangin, ukuran kasurnya queen, tapi cukup lega lah untuk 2 perempuan berbadan kecil seperti saya dan kaka saya. ada meja kerja, pemanas air, hairdryer dan piyama! Awalnya kaget disediain piyama tapi ternyata pada saat pindah hotel pun ada piyama yang disediakan lagi, apa mungkin hotel-hotel di Jepang memang menyediakan piyama ya.. Kamar mandinya kecil, ada bathtub kecil (kalau saya sih muat berendam tapi yang kakinya panjang kayaknya gak bakal cukup deh), berdempetean dengan wastafel dan kloset. Sabun, shampoo dan conditioner yang disediakan hotel juga wanginya enak. Tidur dan mandi nyenyak malam ini.
Paginya tanpa sempat sarapan kami langsung menuju lobby hotel menunggu shuttle bus yang akan mengantar kami kembali ke bandara, karena kami mau naik Tokyo Monorail yang akan membawa kami dari Haneda Airport ke Hamamatsucho station (untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Disneyland!);
2. Sotetsu Fresa Inn Nihombashi Kayabacho
Malam kedua dan malam ketiga saya ganti hotel, hotel ini dipilih kembali karena lokasi juga harganya cocok. Posisinya hanya 2 menit berjalan kaki dari exit 7 Kayabacho Station. Begitu turun dari kereta, langsung cari pintu keluar no 7 ya (Exit 7), setelah keluar dari Exit 7 jalan lurus dan belok kanan di belokan pertama, lalu lurus lagi sampai mentok, nah hotelnya pas dipertigaan jalan mentok itu. Hotelnya rapi tapi gak serapi Hotel MyStays Haneda, karena ruang makannya menyatu dengan lobby.
Ini penampakan kamarnya:
Kamarnya lebih kecil dari Mystay Haneda, hampir setengahnya, gak kebayang kalau bule berbadan besar yang nginep disini berdua pasti saling senggol karena kesempitan, tapi sekali lagi, ya cukuplah buat saya dan kaka saya yang berbadan kecil. Dapat harga untuk 2 malam 24.500 yen atau sekitar Rp. 2,7 juta. Disediakan piyama yang bisa kita pakai selama menginap juga, tuh yang di ujung tempat tidur warna putih, Yang disuka dari hotel ini kita bebas ngambil garam mandi di lobby, gratis! Setelah lelah jalan-jalan kan waktunya badan direndam air panas, tambah asik karena airnya wangi garam mandi, ini penampakan garam mandinya:
Untuk sarapan, setiap pagi kita harus ambil kuponnya di resepsionis, hanya ada 2 tipe makanan yang ditawarkan: paket A. Roti, Telur Rebus, Salad dan Minuman yang bebas dipilih (kopi, teh, orange juice, dll) untuk paket B. Croissant, yoghurt blueberry, salad dan Minuman yang bebas dipilih (kopi, teh, orange juice, dll). Karena kurang suka telur rebus jadi selama 2 hari kami selalu ambil paket B, ini fotonya:
Porsinya menurut para bule terlalu sedikit (lihat di review-an booking.com) tapiiiii kembali lagiiiii.. buat kami ini mengenyangkan sampai waktunya makan siang! Oiya di Jepang selalu biasakan menyimpan dan merapikan kembali nampan bekas makan ke tempat yang disediakan ya karena meninggalkan nampan/piring bekas makan di meja itu dianggap tidak sopan (kecuali kalau datang ke resto mewah).
TRANSPORTASI
Sebelum berangkat tentu semua rute perjalanan sudah disiapkan, bisa dari hasil kombinasi rute perjalanan org lain yang kita intip dari blog-blog atau hasil tanya sana sini orang yang sudah pernah berangkat ke Jepang. Saya juga membaca blog-blog orang lain untuk memudahkan membayangkan transportasi disana, tapi yang ada malah makin ruwet dan jadi ga kebayang hahaha.. Pelan-pelan saja baca lalu buka situs resmi tokyo monorail dan tokyo metro , dua web tadi lah yang benar-benar membantu saya menentukan arah (cie..) di Jepang dan gak kesasar, kita tinggal masukan saja kemana tujuan kita dan station asal kita lalu muncullah rute yang harus kita ambil beserta harga tiket yang harus kita bayar. Tenang.. berdasarkan pengalaman saya yang cuma 4 hari di sana, transportasi Jepang benar-benar rapi dan cukup mudah dimengerti karena penunjuk arahnya jelas, dan kalaupun karena sesuatu hal kita merasa bingung, tanya saja sama petugas di station yang kemarin rata-rata sudah terlihat tua, mereka dengan senyum akan berusaha menjelaskan kepada kita arah yang benar (cie lagi..), bebrapa kali saya juga bertanya pada petugas-petugas itu, dan walaupun mereka gak lancar berbahasa inggris tapi niat membantunya besar banget sampai ada yang nemenin kita mengantar ke pintu yang kita maksud, baiknya..
Kalau 4 hal penting di atas sudah dipersiapkan sebelum berangkat, post selanjutnya sharing pengalaman di Jepang ya.. Hari Kedua: Disneyland, Hari Ketiga: Disney Sea dan Hari Keempat: Keliling di Kota Tokyo.
Udah dulu deh, balik kerja lagi, jam istirahatnya udah selesai dari 2 jam lalu :P
Bole nanya ga?tu wifinya diambil di hotel mystay haneda ya?free delivery atau gmn??makasi sebelumnya
ReplyDeleteiyaa modemnya diambil di mystay haneda karena waktu pemesan awal ak tuliskannya alamat mystay haneda..
Delete